Tuesday, July 3, 2007

OPERASI PASAR MINYAK GORENG DI YOGYAKARTA DITUNDA

YOGYAKARTA- Pemerintah Porvinsi DI Yogyakarta menunda pelaksanaan operasi pasar khusus minyak goreng. Kebijakan itu dilakukan menyusul mulai turunnya harga minyak goreng di pasaran. Meski masih di atas harga normal, namun saat ini harga minyak goreng berangsur-angsur turun. Demikian dikatakan Sahbenol Hasibuan, Kepala dinas Perindustrian, perdagangan dan koperasi Propinsi DIY.

"Kami juga masih menunggu dampak dinaikkannya pajak ekspor CPO. Jika memang terus turun, operasi pasar minyak goreng bisa dibatalkan. Namun saat ini, kami telah memutuskan untuk menunda pelaksanaan operasi minyak goreng," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Provinsi DIY, Syahbenol Hasibuan saat dikonfirmasi Selasa, (3/7).

Dijelaskan, meski Provinsi DIY belum dimasukkan sebagai daerah Program Stabilisasi Harga (PSH) minyak goreng, namun pemerintah pusat telah berjanji mengalokasikan 3.500 ton minyak goreng bagi operasi pasar di DIY. Pasokan minyak goreng itu, kata dia, sewaktu-waktu akan dikirim begitu DIY mengajukan permintaan.Menurut Syahbenol, harga minyak goreng di pasaran di DIY memang memang masih relatif tinggi namun sudah mengalami penurunan dalam seminggu terakhir. Harga normal minyak goreng, kata dia, mestinya sekitar Rp 7.200 per liter sementara harga di pasaran masih sekitar Rp 7.600 per liter.
"Tapi angka itu sudah jauh menurun dibanding minggu lalu yang mencapai Rp 8.500 per liter. Atas dasar itu, pelaksanaan operasi pasar ditunda," kata dia.Ditambahkan Syahbenol, sejak harga minyak goreng mengalami kenaikkan beberapa minggu terakhir, Disperindagkop bekerja sama dengan pedagang telah tiga melakukan operasi pasar khusus minyak goreng. Hanya saja, kata dia, karena DIY tidak masuk daerah PSH stok ( santos)

No comments: