Wednesday, July 25, 2007
KEKERINGAN DI GUNUNG KIAN MELUAS, BOCORAN PIPA PDAM PUN JADI REBUTAN
GUNUNGKIDUL- Kekeringan di Kabupaten Gunungkidul semakin meluas. Saat ini, setidaknya sebanyak 210 ribu jiwa warga setempat mengalami kesulitan air bersih. Meski dropping sudah dilakukan, namun pembagian air gratis tersebut tidak bisa menjangkau seluruh warga. Akibatnya, sebagian warga terpaksa menggunakan air telaga yang kotor dan keruh untuk dikonsumsi."Untuk hewan ternak bahkan sekarang bisa diibaratkan kambing makan kambing karena warga menjual beberapa ekor kambing mereka untuk membeli pakan bagi kambing lainnya. Kekeringan sekarang ini memang terus meluas dan sudah menjangkau hampir 30 persen dari 750 ribu penduduk Gunungkidul," kata Kepala Humas Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Supriyanto.Dijelaskan, dari 18 kecamatan yang ada di Gunungkidul, 11 kecamatan merupakan daerah paling parah dilanda kekeringan. Namun di tujuh kecamatan sisanya, kata dia, beberapa desa juga sudah dilanda kekeringan. 11 kecamatan yang paling parah dilanda kekurangan air bersih masing-maing Kecamatan Tepus, Panggang, Saptosasi, Rongkop, Tanjungsari, Purwosari, Gedangsari, Girisubo, Karangmojo, Ponjong dan Semanu.Sementara itu ratusan warga di Desa Hargosari dan Desa Banjarejo Kecamatan Tanjungsari, sudah beberapa minggu terakhir terpaksa mengkonsumsi air telaga yang sudah keruh. Dropping air dari pemerintah, tidak merata menjangkau mereka. Warga yang masih mempunyai hewan ternak, dijual untuk membeli air.Kepala Desa Hargosari, Subardi menyatakan, bak penampungan air hujan sudah lama habis. Sementara beberapa telaga juga sudah mengering. Telaga yang masih mengeluarkan air, kata dia, kondisinya sangat keruh dan sebenarnya tidak layak dikonsumsi. Namun karena keadaan, kata dia, warga tetap nekad mengkonsumsi air yang keruh tersebut."Kami sudah mengajukan permintaan dropping air. Tapi memang sangat belum mencukupi," kata Subardi.Ratusan warga Kecamatan Panggang Gunungkidul, tiga hari dalam seminggu berebut air dari pipa PDAM yang bocor. PDAM setempat, hanya mengalirkan air sebanyak tiga kali dalam seminggu. Pipa PDAM terdapat kebocoran kecil di Desa Girisekar. Masyarakat setempat sudah hapal kapan air tersebut mengalir."Setiap Senin, Rabu dan Sabtu, air PDAM mengalir. Warga ramai antri membawa ember dan jerigen untuk diisi air dan disimpan. Bagi yang rumahnya jauh, terpaksa dipikul dengan jalan kaki. Tapi itu sudah lebih baik karena harga air dari penjual swasta di sini mencapai Rp 140 ribu per tangki isi 5 ribu liter," kata Narto warga Desa Girisekar. ( Santos )
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment