Thursday, July 5, 2007

DALAM PSB ORANG TUA DIJADIKAN OBYEK UNTUK DIPERAS UANGNYA

Dalam penerimaan Siswa Baru tahun ini, Orang Tua masih dijadikan obyek oleh sekolah yang bisa diperas uangnya. Oleh karena itulah dirinya mendukung didirikannya posko pengaduan dan advokasi untuk mengakomodir kepentingan masyarakat. Demikian dikatakan Wuryadi, Ketua Dewan Pendidikan Propinsi DIY.

Sejak beberapa hari yang lalu, Forum LSM Yogyakarta mendirikan posko pengaduan dan advokasi PSB di depan SMP Negeri 5 Yogyakarta. Posko tersebut menampung aspirasi orang tua murid yang merasa dirugikan dalam proses PSB di Yogyakarta. Selaku Ketua Dewan Pendidikan Propinsi DIY, Drs Wuryadi mendukung adanya posko tersebut. Beberapa tanggapan muncul tentang keberadaan posko tersebut, baik dari kalangan kepala sekolah dan dinas pendidikan yang menilai bahwa posko tersebut kurang simpatik karena hanya menyoroti kesalahan beberapa sekolah namun langsung di semua sekolah dianggap salah. Sementara itu beberapa kalangan menilai positif Posko pengaduan tersebut sebagai alat control. Sehingga seolah – olah terjadi konflik dalam hal ini. Wuryadi menilai penyebab munculnya konflik tersebut karena adanya upaya pihak sekolah yang seolah – olah menempatkan orang tua murid sebagai objek yang bisa diperas, sehingga dengan adanya posko tersebut maka ada perlawanan terhadap sekolah.
“ Penyebab konflik adalah upaya dari puhak sekolah yang seolah – olah menempatkan orang tua murid sebagai objek yang bisa diperas dan diminta sumbangan tanpa ada batasan. Keberanian forum LSM mendirikan Posko pengaduan mengejutkan pihak sekolah sebagai bentuk perlawanan” ujar Wuryadi ketika di posko pengaduan tersebut.

Sementara itu sampai saat ini terdapat 15 pengaduan ke posko tersebut. Kebanyakan pengaduan tersebut terkait dengan besaran uang gedung dan seragam sekolah yang dinilai berat oleh orang tua murid. Selain itu juga ada pengaduan tentang seorang anak berusia 7 tahun yang tidak diterima di SD. ( Santos )

No comments: