Sunday, July 8, 2007

30 MILYAR UNTUK PENANGANAN KORBAN GEMPA YANG CACAT

YOGYAKARTA- Ribuan korban gempa yang mengalami cacat tubuh, hingga saat ini belum tertangani secara memadai. Sampai saat ini, terdapat 50 korban gempa yang lumpuh dan hanya bisa tidur terbaring di atas ranjang. Selain itu, sebanyak 480 penyandang cacat yang patah kaki harus duduk di atas kursi roda. Angka itu belum termasuk korban gempa yang mengalami patah tangan yang jumlahnya jauh lebih besar.

"Setelah persoalan rekonstruksi rumah korban gempa, sekarang kami berusaha membantu penyandang cacat akibat gempa. Sebab jumlah penyandang cacat cukup banyak. Selain 50-an orang yang hanya bisa tidur di atas ranjang karena lumpuh, juga ada 580 orang yang harus duduk di kursi roda," kata Sekretaris Daerah Provinsi DI Yogyakarta, Tri Harjun Ismaji, Senin (9/7) usai menjadi pembicara dalam Seminar Internasional On Post-Disaster Reconstructions di Yogyakarta.

Dijelaskan, terhadap para penyandang cacat akibat gema 27 Mei lalu, pemerintah DIY berusaha membantu mereka untuk optimistis menyongsong masa depan. Terhadap mereka, kata Tri Harjun, akan diberikan berbagai macam ketrampilan sehingga bisa lebih berguna dan mampu berkarya dan tidak merasa menjadi beban orang lain.Pemerintah DIY, kata Tri Harjun, telah bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Rumah Sakit Sardjito, LSM Internasional dan Rumah Sakit penyandang cacat Yakkum untuk mencari cara terbaik membantu mereka. Akhir tahun 2007 ini, kata dia, diharapkan konsep rehabilitasi penyandang cacat bisa selesai."Rencana kami, memang akan mendirikan panti sosial khusus penyandang cacat korban gempa. Kami sudah menyediakan anggaran sebesar Rp 30 milyar untuk pembangunan panti sosial itu. Tapi konsep panti sosial yang akan dibangun, sampai sekarang masih dibahas. Sebab keinginan kami, panti sosial itu harus terintergrasi mulai dari asrama, klinik hingga ruang pelatihan," kata Tri Harjun.

Sementara itu Kepala Humas Pemerintah Provinsi DIY, Alex Syamsuri menambahkan, jumlah penyandang cacat di Provinsi DIY akibat gempa 27 Mei lalu mencapai lebih dari 2000 orang. Namun penyandang cacat yang butuh perhatian serius sekitar 831 orang. Sebagian besar dari mereka, lanjut Alex, masih berusia produktif."Bahkan sebagian dari mereka merupakan kepala keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga. Ini juga menjadi perhatian kami agar mereka tetap bisa bertangung jawab secara ekonomi bagi keluarganya," kata Alex Syamsuri. ( Santos )

No comments: