Wednesday, December 19, 2007

UMY, SERAHKAN TIGA SAPI UNTUK KURBAN

Dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Adha, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memberikan sejumlah hewan kurban yang akan dibagikan kepada masyarakat sekitar Kampus Terpadu UMY. Kepala sekretariat universitas, Muhammad Latif ketika ditemui pada Rabu (19/12) mengatakan bahwa hewan kurban tersebut berupa tiga ekor sapi dengan diatas namakan 21 karyawan non edukatif. Dalam hal ini ungkap Latif, UMY memberikan hadiah berupa hewan kurban kepada karyawan tersebut yang didasarkan para urutan masuknya menjadi karyawan UMY, dan dihadiahkan secara bergiliran setiap tahunnya. Ketiga hewan kurban tersebut dialokasikan masing-masing di ranting Muhammadiyah Tamantirto Utara, Tamantirto Selatan dan Bangunjiwo Barat. “Selain itu masing-masing ranting juga diberi sumbangan berupa uang sebesar 200 ribu yang akan digunakan sebagai bantuan biaya penyembelihan”ungkap Latif.
Penyerahan hewan kurban tersebut, secara simbolis diserahkan oleh Pembantu Rektor II (PR II) Drs. Priyono Puji Prasetyo, M.Si., Akt, yang mewakili pihak UMY dan diterima oleh ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Kasihan Drs. Supriyadi. Penyerahan hewan kurban tersebut dilaksanakan pada Rabu (19/12) bertempat di Kampus Terpadu UMY Kasihan Bantul. Acara penyerahan di saksikan oleh para karyawan dan juga beberapa undangan dari Ranting Muhammadiyah yang menerima hewan kurban itu.
Sementara itu pada sambutannya, PR II UMY Drs. Priyono Puji Prasetyo, M.Si., Akt, mengatakan bahwa pemberian hewan kurban sudah menjadi rutinitas setiap tahun bagi UMY, dan diharapkan adanya penyerahan hewan kurban ini dapat memberikan kebahagiaan pada masyarakat yang membutuhkan. Priyono mengungkapkan, UMY memberikan hewan kurban kepada masyarakat sekitar sebagai wujud tanggung jawab atas keberadaannya untuk bisa bermanfaat terutama kepada masyarakat sekitar. Sehingga masyarakat bisa merasakan perbedaan sesudah ada UMY dengan sebelumnya. “Salah satu contohnya dengan semakin bergeliatnya perekonomian di wilayah sekitar kampus ini, hal ini harus selalu ditingkatkan”ujarnya.
Sedangkan untuk pelaksanaan sholat Idul Adha di Kampus Terpadu UMY, akan dilaksanakan pada Kamis (20/12) pukul 06.00 WIB. Bertindak sebagai imam dan khotib pada Sholat Ied tersebut yaitu Drs. H. Untung Cahyono., M.Hum dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta. Solat Idul Adha ini akan diikuti oleh masyarakat sekitar kampus dan juga karyawan UMY.

UMY RAYAKAN IDUL ADHA DI WONOSARI

Himpunan Mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HIMAKAGI UMY), merayakan hari raya Idul Adha dengan berbagai kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan di Desa Putat Dukuh Putat I Wonosari Yogyakarta. Ketua panitia pelaksana, Mamad Kamal Musadat Busyairil Bastomi ketika ditemui pada Rabu (19/12), mengatakan bahwa kegiatan ini memilih Dukuh Putat I dengan harapan bisa berbagai kebahagiaan dengan masyarakat di wilayah tersebut.
Kegiatan kali ini mengambil tema “Bukit Idul Adha bagi Kita untuk Tingkatkan Iman dan Taqwa”. Berbagai rangkaian kegiatan dalam baksos yang akan diikuti oleh sekita 50 mahasiswa itu antara lain yaitu takbir bersama pada malam hari dengan dilanjutkan solat Ied bersama pada pagi harinya. Setelah itu akan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut bagi masyarakat, serta pengobatan gratis bagi masyarakat dengan menghadirkan empat dokter yang kesemuanya merupakan dosen Fakultas Kedokteran (FK) UMY.
Selain berbagai kegiatan itu, HIMAKAGI UMY juga menyelenggarakan bazar pakaian murah layak pakai serta pembagian sembako secara gratis kepada masyakarat. Pada pembagian sembako ini Kamal mengungkapkan bahwa disediakan sekitar 85 buah kupon gratis untuk mengambil sembako tersebut. Pembagian sembako ini ungkapnya diharapkan bisa benar-benar membantu masyakarat yang membutuhkan karena sebelumnya telah dilakukan survei terhadap keadaan masyarakat setempat untuk mengetahui siapa saja yang memang benar-benar membutuhkan. HIMAKAGI UMY kali ini menyumbang tiga ekor kambing untuk dibagikan pada masyarakat. “Rangkaian kegiatan ini merupakan salah satu wujud berbagi kepada sesama, dan diharapkan bisa tepat sasaran para masyarakat yang memang membutuhkan”ujar Kamal.

Tuesday, December 18, 2007

12 BANK BERSEDIA PENUHI MODAL MINIMUM

Sebanyak 12 bank kecil yang diawasi intensif oleh Bank Indonesia (BI) menyatakan sanggup menambah modal minimum hingga Rp 80 miliar.
Dari 12 bank itu, sudah menyatakan kesanggupannya baik itu dengan
akuisisi ataupun dengan tambah modal," kata Deputi Gubernur BI, Muliaman Hadad.

Hal itu diungkapkan Muliaman usai membuka diskusi panel Tantangan dan peluang sistem keuangan tahun 2008 di hotel hyatt yogyakarta.

Bank-bank itu, lanjut Muliaman, sudah menyatakan memiliki jalan keluar untuk memenuhi kewajiban modal minimum Rp 80 miliar yang harus dipenuhi akhir Desember 2007.

Muliaman menambahkan ada dua opsi jika bank tersebut tidak bisa memenuhi modal minimum Rp 80 miliar yaitu bisa menjadi bank khusus dengan kegiatan terbatas atau BPR. Namun 12 bank itu menyatakan memilih menambah modalnya ketimbang menjadi bank khusus atau BPR.

Mengenai jumlah bank yang akan berkurang setelah penerapan Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Muliaman berharap semuanya dapat diselesaiakan dengan baik pada akhir tahun 2007 baik diakuisisi maupun tambah modal.

TAHUN 2010 PENGLOLA BANK HARUS BERSERTIFIKAT

Bank Indonesia mentargetkan pada tahun 2010 seluruh pengelola perbankan mempunyai sertifikat Manajemen resiko. Demikian dikatakan Deputi Gubernur BI Muliawan D Hadad usai membuka Diskusi Panel Tantangan dan peluang sistem keuangan Indonesia tahun 2008 di Yogyakarta hari ini.

Lebih lanjut Muliawan D Hadad mengatakan bahwa kita perlu belajar dari pengalaman saat terjadi krisis Ekonomi tahun 1997 lalu dimana waktu kemampuan manajemen resiko yang belum baik. Oleh karena itu Bank Indonesia melihat perlu adanya manajemen resiko sehingga pada tahun 2005 dikeluarkan aturan mengenai pengelolaan resiko di perbankan. Para pengelola perbankan harus menyadari pentingnya manajemen resiko dalam mengelola aktifitas fungsional bank. Para pelaku Industri perbankan harus memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan antara keuntungan yang ingin diraih dengan resiko yang terkandung dalam setiap langkah kebijakannya. Saat ini terus disosialisasikan penerapan manajemen resiko bagi bank umum yang mewajibkan setiap bank untuk menerapkan manajemen resiko secara efektif.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliawan D Hadad menambahkan Bank Indonesia saat ini juga tengah mengembangkan Pengawasan yang berbasis resiko. Dengan demikian Bank Indonesia mengawasi perbankan dengan pendekatan berbasis resiko. Resiko di Bank, menurut Muliawan D Hadad cukup banyak. Seperti resiko kredit, resiko pasar, resiko operasional dan resiko strategi. Resiko – resiko ini harus dikelola dengan lebih bagus. Upaya sosialisasi manajemen resiko di kalangan perbankan membutuhkan waktu.

Muliawan menegaskan mulai tahun 2010 seluruh pengelola perbankan harus mempunyai sertifikat manajemen resiko. Bank harus dikelola oleh mereka yang betul – betul tahu akan perbankan, sehingga dapat meminimalisir berbagai macam resiko tersebut.

Sunday, December 16, 2007

MENDIKNAS KECEWA THD PROSES REKONSTRUKSI GEDUNG - GEDUNG SEKOLAH DI JAWA TENGAH

Mendiknas Bambang Sudibyo kecewa terhadap proses rehabilitasi dan rekonstruksi gedung – gedung SD dan SMP di Jawa Tengah pasca Gempa 27 Mei 2006, karena hanya sekolah negeri saja yang di rehab sementara sekolah swasta tidak ada yang direhab. Kekecewaan mendiknas Bambang Sudibyo itu disampaikan saat memberi sambutan pada acara peresmian pembangunan 227 gedung SD dan SMP korban gempa di DIY dan Jawa tengah yang dipusatkan di SD Sampangan Banguntapan Bantul Yogyakarta hari ini.

Bencana gempa 27 Mei 2006 di DIY dan Jawa tengah mengakibatkan kerusakan 3.343 gedung sekolah dari tingkat TK , SD, SMP dan SMA dengan rincian 1953 roboh dan rusak berat dan 1390 rusak sedang. Dana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi berasal dari berbagai sumber, salah satunya adalah melalui program Debt Swept Conversion for education. Yakni program pengurangan hutang oleh Pemerintah Jerman kepada pemerintah Indonesia jika mampu melaksanakan program pendidikan yang visibel. Program ini telah berhasil membangun 227 gedung SD dan SMP di DIY dan Jawa tengah.

Dalam sambutannya Mendiknas Bambang Sudibyo menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Jerman yang telah membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi gedung SD SMP di DIY dan Jawa tengah. Namun setelah mencermati sekolah – sekolah yang di rehab, mendiknas menyatakan kecewa dengan jawa tengah yang hanya merehab sekolah – sekolah negeri sedangkan yang swasta tidak di rehab. Menurut Mendiknas akibat gempa 27 Mei 2006 lalu tentu ada sekolah swasta di Jawa tengah yang rusak akibat gempa. Mendiknas mengancam tidak akan memberikan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi gedung – gedung sekolah yang masih rusak jika tidak menyertakan sekolah – sekolah swasta.

“ Tidak masuk akal….. masak hanya sekolah negeri yang dibangun sedangkan sekolah swasta tidak. Saya lihat pelaksanaan di DIY merata baik Negeri maupun Swasta. Ada Sekolah Muhammadiyah, kanisius, kristen dan lain –lain, tapi kok di jawa tengah tidak ada sekolah swasta sama sekali “ ungkap Bambang Sudibyo.
Dalam kesempatan tersebut mendiknas Bambang sudibyo juga memberikan bantuan sebesar 80 milyar rupiah dari APBN Perubahan untuk merehab gedung sekolah yang belum seluruhnya di perbaiki. Sedangkan untuk Jawa tengah belum diserahkan.