YOGYAKARTA- Sebagian masyarakat Yogyakarta memanfaatkan momen serba tujuh untuk melangsungkan pernikahan mereka. Kantor Catatan Sipil Kodya Yogyakarta melayani sebanyak delapan orang yang menikah pada tanggal 7 bulan 7 tahun 2007. Sementara di kantor-kantor urusan agama (KUA) jumlahnya jauh lebih besar lagi.
Nadia (20 tahun) warga Minomartani Kabupaten Sleman sengaja memilih menikah pada angka serba tujuh karena angka tersebut mudah diingat. "Angka yang serba tujuh ini kan hanya ada seabad sekali jadi memang sudah direncakana sejak lama," kata dia yang juga melakukan ijab qobul pada pukul 07.00 WIB, Sabtu (7/7).
Sementara bagi masyarakat yang tidak punya hajat namun memperoleh undangan menghadiri resepsi, mereka harus mengeluarkan uang ekstra. Pasalnya, mereka menerima undangan pada hari serba tujuh ini juga cukup banyak.
"Hari ini saya mendapat empat undangan untuk menghadiri perkawinan dalam waktu yang hampir bersamaan. Konsekuensinya uang untuk menyumbang juga cukup besar. Kalau satu undangan menyumbang Rp 50 ribu, berarti hari ini harus tersedia uang Rp 200 ribu," kata Atfiati (36 tahun) seorang karyawan swasta.
Sementara itu dari Kantor Catatan Sipil Kodya Yogyakarta, jumlah orang yang menikah lewat Kantor Catatan Sipil sebanyak delapan orang. Padahal pada hari biasa, kantor tersebut paling hanya melayani dua pekawinan.
"Hari-hari biasa paling hanya dua orang. Tapi untuk hari ini yang bertepatan dengan angka serba tujuh, kami melayani pernikahan delapan pasang pengantin. Untuk umat muslim, mereka tentu lebih memilih mendaftar di KUA yang ada di tingkat kecamatan sehingga sebagian besar data perkawinan tidak masuk ke kantor catatan sipil," kata Kepala Seksi Perkawinan Kantor Catatan Sipil Kota Yogyakarta, Bagus Jatmiko.
Menurut Bagus, banyaknya orang yang menikah di hari serba tujuh membuat petugas kewalahan. Apalagi, kata dia, tidak sedikit dari mereka yang meminta dinikahkan pada pukul 07.00. Padahal, kata dia, jumlah petugas terbatas.
Di Kodya Yogyakarta terdapat 14 kecamatan sehingga terdapat 14 kantor urusan agama. Di KUA Umbulharjo Yogyakarta, hari ini terdapat tiga pasang pengantin yang menikah. "Kalau ditotal dengan seluruh KUA yang ada, jumlahnya tentu sangat banyak," kata Siti HR, staf di KUA Umbulharjo.
Banyaknya orang yang menikah pada angka serba tujuh, di sisi lain membawa keuntungan bagi pengelola hotel, gedung-gedung pertemuan, juru rias pengantin hingga pengusaha catering makanan. Dari pantauan, hampir semua gedung pertemuan seperti Wisma Gadjah Mada, Hotel Quality dan beberapa tempat lain digunakan untuk pernikahan. Bahkan di jalan-jalan kampung, juga terlihat hiasan janur kuning yang menandakan adanya persta perkawinan.( SANTOS )
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment