Saturday, June 30, 2007

ANGGARAN SEDIKIT, INTELIJEN INDONESIA LEMAH

( Yogyakarta ) Kondisi Intelijen Indonesia saat ini sangat lemah, sehingga berkali - kali kebobolan dalam masalah teror bom dan terakhir kebobolan di Ambon oleh RMS. Lemahnya intelijen Indonesia dikarenakan anggaran yang berikan kepada Badan Intelijen sangat sedikit. Hal ini dikatakan oleh Mantan MenteriPertahanan Mahfud MD di sela - sela mendampingi Gusdur mengunjungi beberapa Pondok Pesantren di Yogyakarta, Sabtu 30 Juni 2007.

" Intelijen kita saat ini sangat lemah, karena dananya sedikit. Ketika saya menjadi menteri Pertahanan dulu, dana operasional untuk seorang intel hanya 16 ribu rupiah perhari. Bagaimana mereka bisa kerja maksimal dengan dana operasional sebesar itu? ujar Mahfud MD.

lebih lanjut mahfud mengatakan dana operasional intelijen Indonesia zaman orde baru tak terbatasm sehingga intelijennya kuat. Bahkan dapat diseterakan dengan intelijen asing seperti KGB maupun CIA. Namun ketika itu intelijen bukan untuk kepentingan negara tetapi untuk kepentingan penguasa ( Presiden Suharto ), sehingga sering melanggar hak asasi Manusia dan dibenci masyarakat. Dampaknya, saat ini intel tidak disukai masyarakat dan anggarannya diperkecil. " Akibatnya intelijen kita saat ini sangat lemah, sehingga pantas lah kalau kebobolan. Selain anggaran yang kurang peralatan yang dimiliki oleh Badan intelijen kita pun tertinggal jauh dengan negara lain" cetus Mahfud ketika mendapingi Gusdur menikmati Wayang kulit di dusun Karangjati Kasongan Bantul Yogyakarta, Sabtu malam ( 30 Juni 2007 ).

Oleh karena itu, mulai sekarang, Pemerintah dan masyarakat harus mulai membangun Intelijen kita agar kuat untuk menjaga keamanan negara. Masyarakat sebaiknya tidak membenci Intel tetapi mendukung mereka untuk menjaga Negara. Anggaran untuk Intelijen harus ditambah, asalkan dapat dipertanggung jawabkan untuk kepentingan negara bukan untuk kepentingan penguasa.

" Intelijen kita itu kuat ketika Zaman orde Baru tapi rusak karena sering melanggar hak asasi manusia. sering menangkap orang. waktu itu intelijen bekerja untuk penguasa orde baru bukan untuk menjaga keamanan negara " kata Mahfud MD. ( santos )

No comments: