Thursday, June 28, 2007

GELOMBANG TINGGI DI LAUT SELATAN, NELAYAN DIMINTA TIDAK MELAUT

YOGYAKARTA- Masyarakat pantai selatan Jawa khususnya para nelayan, diminta untuk mewaspadai ancaman gelombang tinggi dalam beberapa hari ke depan. Setidaknya hingga empat hari ke depan, gelombang laut Selatan diprediksi hingga mencapai 3 meteran menyusul adanya perbedaan tekanan udara yang cukup ekstrim antara perairan di Indonesia dan Australia."Selain adanya perbedaan tekanan udara di perairan Indonesia dan Australia, tingginya gelombang juga dipengaruhi oleh efek La Nina yang ada saat ini. Mestinya saat ini sudah memasuki musim kering tapi masih cenderung basah," kata Kepala kantor Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta, Jaya Murjaya, Kamis (28/6).

Lebih lanjut Jaya mengatakan, ancaman gelombang tinggi di laut Selatan bukan disebabkan oleh gempa tektonik yang terjadi di sekitar pantai Selatan Cilacap kemarin, tetapi lebih disebabkan kedua faktor tersebut. Gempa tektonik kemarin, kata Jaya, merupakan pergerekan lempeng yang kemungkinan besar masih mengalami gempa susulan namun dipastikan tidak menyebabkan tsunami dan gelombang pasang.Dijelaskan Jaya, berdasar citra satelit yang terpantau BMG Yogyakarta, tekanan udara di perairan Australia mencapai 1.029 milibar. Sementara di perairan Indonesia, kata dia, tekanan udara hanya sekitar 1.009 milibar. Akibatnya, kata dia, udara akan bergerak ke tekanan yang lebih rendah yang bisa memicu gelombang pasang.

Sementara koordinator tim SAR Pantai Pandansimo Bantul yang juga ketua nelayan setempat, Ngadiman mengatakan, dalam dua hari ini, gelombang laut di pantai Selatan mencapai 2,5 hingga 3 meter. Tingginya gelombang tersebut, kata dia, membuat sebagian besar nelayan tidak berani melaut dan hanya beberapa nelayan saja yang nekad mencari ikan."Bagi nelayan, tingginya gelombang yang terjadi kali ini lebih disebabkan karena memasuki bulan purnama. Jika bulan purnama penuh, biasanya gelombang laut menjadi pasang. Dalam kondisi itu, nelayan tidak ada yang melaut. Tapi sekarang belum bulan purnama penuh sehingga masih ada nelayan yang nekad turun ke laut," kata Ngadiman. ( santos )

No comments: