SLEMAN- Masyarakat di lereng Gunung Merapi dikejutkan oleh hujan abu yang terjadi Rabu (27/6). Bahkan sebelum hujan abu, Merapi kembali mengeluarkan awan panas meski dalam volume yang ralatif kecil. Hujan abu dan luncuran awan panas itu terjadi beberapa jam setelah gempa tektonik yang terjadi di barat daya Cilacap.
Petugas pengamat gunung Merapi di Pos Kaliurang, Panut saat dikonfirmasi mengatakan, beberapa saat setelah terjadi gempa tektonik di sekitar Cilacap, aktivitas vulkanik gunung Merapi sempat mengalami peningkatan. Gempa guguran dan gempa multiphase meningkat signifikan.
"Kami kesulitan melakukan pengamatan langsung karena sekitar Merapi tertutup kabut tebal. Tapi berdasar catatan seismograf, gempa guguran dan multiphase terlihat meningkat. Bahkan setelah itu sempat terjadi luncuran awan panas menuju sungai Gendol," kata Panut.
Ditambahkan Panut, luncuran awan panas terjadi pada Rabu (27/6) pukul 13.38. Beberapa saat berselang, lanjut dia, Pos Kaliurang mendapat banyak laporan dari masyarakat dengan terjadinya hujan abu.
Dari laporan yang masuk, kata dia, hujan abu dirasakan warga sejumlah desa yang tinggal di lereng sebalah barat daya dan barat dari gunung Merapi baik yang ada di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman DIY maupun di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
"Peningkatan aktivitas Vulkanik gunung Merapi sifatnya hanya sementara karena poengaruh gempa sebelumnya. Sampai saat ini, proses erupsi Merapi yang terjadi sejak pertangahan 2006 lalu memang belum selesai. Status Merapi sendiri, sampai saat ini masih ditetapkan waspada," tambahnya.
Sementara itu anggota tim SAR Kabupaten Sleman, Sukamto mengatakan, beberapa daerah yang terkena dampak hujan abu Merapi antara lain di Desa Tunggul Arum dan Turgo di Sleman serta Jrakah, Kemiren, Srumbung di Magelang. ( Santos )
Wednesday, June 27, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment