Wednesday, June 27, 2007

SEBAGIAN BESAR TELAGA KERING WARGA GUNUNG KIDUL MINTA DROPPING AIR BERSIH

GUNUNGKIDUL( Santos )- Saat ini, sebagian besar telaga yang menjadi sumber air utama masyarakat Gunungkidul telah kering. Mereka terpaksa membeli air dari penjual swasta karena pemerintah kabupaten setempat belum melakukan dropping air gratis. "Masyarakat Gunungkidul yang ada di perbatasan dengan Wonogiri, mereka terpaksa mencari air atau membeli dari sana. Sebab telaga-telaga sudah kering. Masyarakat yang mencari air hingga ke Wonogiri kebanyakan dilakukan oleh warga Desa Song Banyu di Kecamatan Girisubo Gunungkidul," kata Kepala Humas Kabupaten Gunungkidul, Supriyanto, Rabu ( 27 Juni 2007 ).

Lebih lanjut Supriyanto menjelaskan, pendataan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten, saat ini kekeringan sudah melanda di 279 pedukuhan yang tersebar di 50 desa. Jumlah itu, kata dia, tentu akan segera bertambah karena saat ini baru memasuki musim kemarau. Pada puncak musim kemarau nanti, kata Supriyanto, dipastikan hanya beberapa desa saja yang tidak mengalami kesulitan air terutama di perkotaan karena dipasok oleh PDAM.

Sementara itu Camat Saptosari Kabupaten Gunungkidul, Mujiyono mengatakan, di Kecamatan Saptosari terdapat 17 telaga yang menjadi sumber utama masyarakat untuk mendapatkan air. Namun sekarang ini, kata dia, 11 telaga sudah dalam kondisi kering kerontang."Hanya enam telaga yang masih mengeluarkan air. Itupun dengan debit yang sangat kecil sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan untuk warga satu pedukuhan," kata Mujiyono.Menurut Mujiyono, masyarakat sudah banyak menajukan agar dilakukan dropping air gratis. Tapi sampai saat ini, kata dia, pemerintah kabupaten belum melakukannya. Dropping air, kata dia, dilakukan dengan dana operasional kecamatan Saptosari dengan jumlah yang sangat terbatas.Masyarakat yang masih mempunyai cadangan dana, kata dia, terpaksa membeli air dari penjual swasta dengan harga yang cukup mahal hingga Rp 140 ribu per tangki isi 5000 liter. Untuk menghemat pengeluaran, kata dia, masyarakat terpaksa iuran beberapa keluarga untuk membeli air tersebut. ( Santos )

No comments: