Setelah menggelar pentas tari Odissi-India pada program Jagongan Wagen bulan Agustus, Yayasan Bagong Kussudiardja (YBK) kembali mempersembahkan sebuah pertunjukan tari yang akan menyuguhkan teknik tinggi modern dance sebagai materi sajian pada bulan September tahun ini. Pertunjukan tari ini akan menampilkan Dance Company Dinyos dari Kyoto – Jepang, dengan direktur artistik Takashi Watanabe. Acara yang dilaksanakan bekerja sama dengan Jogja Art Festival 2007 ini akan diselenggarakan pada hari Minggu tanggal 2 September 2007 pukul 13.00 WIB, bertempat di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja.
Dinyos didirikan oleh Takashi Watanabe pada tahun 1990 merupakan implementasi filosofi tari Takashi Watanabe, bahwa tari adalah sensualitas dan jiwa, serta merayakan gerak kehidupan. Pada setiap pementasannya, Dinyos senantiasa mengekspresikan sepenuhnya konsep tersebut, serta memberikan inspirasi dan keterharuan kepada para penonton. Takashi Watanabe adalah salah satu mentor pergerakan modern dance di Jepang, khususnya di Kyoto. Beliau telah memimpin beberapa kelompok tari di Kyoto sejak tahun 1979, dan banyak bekerja sama dengan penari, koreografer dan sutradara yang memiliki talenta tinggi. Ballet dan modern dance merupakan konsentrasi utama beliau ketika belajar di the Boston Conservatory of Music-USA, seusai menyelesaikan pendidikan di Doshisya University (Kyoto – Jepang). Takashi Watanabe mempertemukan kebudayaan barat dan tradisional Jepang ke dalam karya melalui pendekatan baru modern dance. Dance Company Dinyos pun telah mendapat pengakuan publik dan media massa di luar Jepang, antara lain di New Zealand, China, Perancis, dan Amerika Serikat.
Pertunjukan yang akan digelar di Padepokan Seni Bagong K. pada siang hari nanti, akan menampilkan karya berjudul Mida. Sebuah reportoar yang merepresentasikan filosofi Budha di Jepang, dalam kemasan dinamis gerak-gerak modern dance yang enerjik, namun penuh dengan kekuatan rasa kontemplatif. Mida akan dibawakan oleh penari utama Dinyos yaitu Myu Enami, Ai Fukami, Bella Kai, Mana Fuji, Ren Arimizu, Maki Kay, dan Sachie Miki. Seusai pertunjukan, Takashi Watanabe bersama penari Dinyos akan mempresentasikan konsep tari dan gerak mereka pada sesi dialog bersama koreografer dari Yogyakarta, yaitu Miroto. Pada sesi inilah, para penonton akan memperoleh pengetahuan dan apresiasi mengenai perkembangan dunia tari baru, yang akan mengupas wilayah-wilayah tari tradisi beserta nilai-nilai estetis di dalamnya, pada konteks perkembangan bentuk baru pertunjukan tari. Mereka berdua secara bergantian dalam sebuah kesatuan tema, akan menjelaskan dan memperlihatkan teknik gerak hingga ke kedalamannya. Ini semua akan dikemas dalam bentuk dialog terbuka dan diikuti demontrasi interaktif secara langsung. ( sant)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment